"My Three Wishes", Deta Nur Fauziah

Note ini diikutsertakan dalam giveaway "One More Chance" (DL: 11 Agustus 2013)
Oleh Deta Nur Fauziah :)




Violina Dawai Martadipura merupakan seorang remaja yang divonis oleh dokter menderita Leukimia. Merasa seumur hidupnya dia telah kehilangan banyak hal yang biasanya dialami oleh anak remaja pada umumnya, dia mulai menyusun 100 wishes yang ingin dia wujudkan selama sisa waktunya ini. Keinginan ini bukan berisi keinginan yang aneh-aneh, dia hanya ingin hidup normal seperti anak remaja pada umumnya, salah satunya adalah jatuh cinta. Namun ketika cinta akhirnya menyapa, penyakitnya justru bertambah parah. Dia tahu kalau waktunya tidak akan lama lagi. Dia tahu dia telah bersikap egois, tapi menyerah pada keadaan pun hanya membuat penyakitnya semakin parah. Dia sadar, satu keinginan terbesarnya saat ini adalah untuk mencintai pria itu dengan seluruh jiwanya.
Aku dan Vio memiliki beberapa kesamaan. Kami sama-sama remaja dan mengharapkan banyak hal untuk terwujud. Namun aku lebih beruntung dari dirinya. Setidaknya, aku tak pernah divonis menderita Leukimia dan berumur pendek oleh dokter. Ya, meskipun umur manusia sepenuhnya ada di tangan Allah.
Aku bisa membayangkan bagaimana perjuangan Vio mewujudkan 100 wishes yang telah ia buat di sisa hidupnya. Aku juga bisa membayangkan sosok seorang Vio yang tegar, yang tak pernah putus asa, yang selalu berusaha meski ia tahu bahwa tak lama lagi jantungnya akan berhenti berdetak. Namun, aku tak bisa membayangkan jika aku benar-benar berada di posisi Vio. Mampukah aku setegar dirinya? Melewati hari-hari dengan penuh harapan juga kesedihan karena akan meninggalkan orang-orang terkasih. Ya Allah, aku tak mampu membayangkan lebih jauh lagi. Namun, jika hal itu memang benar-benar terjadi padaku, maka aku memiliki tiga harapan yang aku harapkan untuk terwujud.
Hanya tiga harapan namun nyatanya hingga detik ini masih belum dapat terealisasikan. Aku selalu mempunyai pemikiran bahwa aku adalah gadis remaja yang masih memiliki banyak waktu ke depan untuk melakukan hal-hal yang sudah seharusnya aku lakukan sejak dini. Kini aku tahu bahwa pemikiran semacam itu merupakan pemikiran terbodoh dari diriku. Seharusnya aku tak pernah menyia-nyiakan kesempatan yang telah Allah berikan untukku. Jika bisa sekarang, mengapa harus menunda?
1. Aku ingin mendapat GPA cum laude agar kedua orang tuaku dapat tersenyum bangga. Selama ini aku selalu merasa lelah untuk belajar, lelah dan sangat lelah. Aku lelah menyaksikan GPA yang selalu tak sesuai harapan di setiap semester yang telah aku lalui. Padahal aku pikir usahaku untuk itu sudah berada pada batas paling maksimal. Hanya karena hal ini, aku merasa putus asa. Namun ketika aku mendengar keinginan orang tuaku yang berharap bahwa kelak aku bisa menjadi seseorang yang sukses, hatiku menjadi tergerak. Ini adalah keinginan yang paling utama dalam hidupku. Demi membalas jasa kedua orang tuaku dan membuat mereka bahagia, aku akan berusaha mewujudkannya seberat apapun perjuangan yang harus aku tempuh, insya Allah. Aku tak ingin mengecewakan kedua orang tuaku lagi dan lagi.
2. Berusaha menjadi seperti Shakespeare atau menjadi seorang reporter VOA. Tidak ada maksud untuk menjadi copycat seorang Shakespeare, hanya saja aku selalu mengagumi karya-karyanya yang fenomenal. Selama ini, aku selalu berusaha mewujudkan mimpiku menjadi seorang penulis namun terlalu sulit untuk digapai. Tercatat telah beberapa kali naskahku mengalami penolakan dari berbagai penerbit. Padahal aku telah melakukan revisi berkali-kali. Lelah, memang. Tapi mungkin ini adalah hal yang membuat hidupku menjadi bergairah. Aku akan terus mencoba dan mencobanya lagi, fastabiqul khairat! Selain itu, aku pun memiliki cita-cita menjadi seorang reporter VOA. Terdengar sedikit konyol ketika aku yang hingga detik ini masih tak bisa jauh-jauh dari orang tua ternyata memiliki cita-cita yang sudah pasti akan menciptakan sekat bernama jarak antara aku dan orang tuaku juga orang-orang di sekelilingku. Ya, aku ingin bekerja di tanah Amerika yang bahkan tak pernah aku ketahui berapa panjang jarak yang membentang dari negeri kelahiranku ini. Namun cita-cita itu berhak diperjuangkan, bukan? Sekali lagi aku katakan, aku akan berusaha untuk itu selagi aku masih diberi kesempatan menghirup udara di setiap pagi.
3. Memikirkan pernikahan lalu berserah diri pada Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Ini adalah harapan jangka panjang yang sudah seharusnya saya pikirkan sejak dini. Tak bisa dipungkiri, bahwa kodrat seorang wanita itu adalah dicintai dan selalu berharap memiliki pendamping hidup yang tepat untuk seumur hidupnya. Begitupun dengan diriku. Di harapanku yang ke tiga ini, aku akan mulai memikirkan pernikahan, bermunajat agar Allah mengabulkan permintaanku dan menghadirkan seorang pria yang kelak akan mendampingi hari-hariku, yang akan menjadi imam di setiap shalatku juga menjadi imam dalam kehidupanku. Selanjutnya aku akan berserah diri, memohon ampunan pada Allah dan memohon supaya aku dapat meninggal dalam keadaan khusnul khatimah. Aamiin Allahuma aamiin.
Itulah tiga hal yang paling ingin aku wujudkan dan masih banyak keinginan-keinginan lainnya yang memenuhi ruang harapku. Menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih di sisa hidupku, dengan sahabat-sahabat yang selalu memberikan bahunya untukku bersandar ataupun mendekapku dikala badai juga bertemu sahabat-sahabat yang senantiasa meramaikan rumahku di dunia maya dan tentunya berterimakasih kepada mereka yang senantiasa menyanyangiku dengan tulus :)

Komentar

  1. bagus banget postingannya (padahal belum dibaca XD)

    BalasHapus
  2. postingannya bagus banget det (padahal belum dibaca)XD

    BalasHapus

Posting Komentar

Hallooo, senang banget kalian sudah mampir dan memberikan komentar di sini ^^

Popular

Keseruan Pertama Kali Bermain Ski di South Korea

Cruise to Alaska

1st Flight Kuala Lumpur part 2