NinnaRosmina

781 Tahun 2013 merupakan tahun yang luar biasa dalam kehidupan rumah tangga kami. Ada yang bilang, ujian dalam rumah tangga itu bisa muncul di awal pernikahan, di tengah pernikahan, atau bahkan di akhir pernikahan. Masalahnya, kita nggak akan tahu kan awal, tengah dan akhir pernikahan itu kapan aja? Untuk beberapa orang mungkin saja 3 tahun pernikahan merupakan pernikahan yang masih awal. Tapi untuk beberapa pasangan, usia 3 tahun pernikahan bisa merupakan akhir dari usia pernikahan mereka, a.k.a bercerai atau salah satu pasangan meninggal dunia. Well, kita nggak akan membahas masalah ini lebih dalam lagi. Oke, untuk selanjutnya aku akan merecap semua hal yang sudah terjadi padaku. Aku akan menuliskannya per-bulan, tapi kalau aku lakukan itu, ada kemungkinan akan ada beberapa data yang salah penempatan, karena sudah agak lupa.

Sesuai dengan judul di atas, postingan kali ini mengenai pengumuman waktu pelaksanaan Virtual Book Tour untuk novel #OneMoreChance yaitu dari tanggal 10-12 November 2013 ini. Berikut adalah keterangan lengkapnya yang saya kutip dari website Gagas media.  Karya pertama merupakan sejarah berharga bagi para penulis. Untuk itulah, GagasMedia mengadakan GagasDebut Virtual Book Tour. Kami ingin memperkenalkan penulis-penulis muda berbakat, yang telah mempercayakan karya fiksinya, untuk pertama kalinya, diterbitkan GagasMedia. Kami berharap karya-karya penulis debut ini dapat memberi warna baru buku fiksi di Indonesia.

Berikut merupakan pemenang ketiga yang aku upload di blog ini. Oiya, sekali lagi, dalam Give Away ini tidak ada pemenang 1,2 dan 3 ya. Hanya urutan publikasi di dalam blog-nya saja :) Selamat membaca, dan semoga terinspirasi. Kali ini, merupakan tulisan dari Rakhmidianarrafi Nuhwan, FB: https://www.facebook.com/RakhmiDelwisheMidi

Hai-hai, setelah sekian lama, akhirnya aku bisa memenuhi janji untuk memasukkan artikel yang ditulis oleh para pemenang Give Away One More Chance. Sooo..., selama membaca. Kali ini dari Hana Cuncun ;) https://www.facebook.com/Hazesmooth

Note ini diikutsertakan dalam giveaway "One More Chance" (DL: 11 Agustus 2013) Oleh Deta Nur Fauziah :)

Mau novel One More Chance gratis? Inilah saatnya.

781 Cintaku tak bisa habis untuknya. Naif, tapi itulah cinta yang kurasa. Tak sepadan dengan waktu yang selalu tepat waktu. Tapi tahukah kamu di mana letak ironisnya situasi ini, ketika menyadari cintaku ternyata berbanding terbalik dengan perjalanan waktu. Pintaku ini nyaris mustahil. Tapi, jika memang bisa, sudikah waktu berhenti sejenak untuk mengabulkan inginku, agar bersamanya lebih lama lagi? Karena bersama dia selamanya pun sebenarnya tidaklah cukup.... Itulah sepenggal kisah yang bisa aku tuliskan kali ini. Memang sih blurp ini tidak terdapat dimanapun di dalam naskah. Tapi kurang lebih, pasti mewakili inti cerita dari novel ini kok. Kali ini, justru aku mau menceritakan latar belakang bagaimana aku bisa menemukan satu sosok bernama Dawai dan Cello. Saat itu tahun 2008, aku sudah tidak bekerja lagi, hanya tinggal di rumah sambil sesekali membantu di toko milik orangtua. Ceritanya sangat panjang kenapa aku sampai tidak bekerja lagi :D. Dan karena ini buk

781 Tahukah kalian kalau di dunia ini terdiri dari fragmen-fragmen cerita yang terkadang bisa kita otak-atik dan rubah alurnya? Semua itu mungkin saja terjadi. Namun bagaimana kalau kisah yang kau ubah itu seharusnya tidak bisa berubah, karena kisah tersebut sudah selama puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu terjadinya? Dengan kata lain, kau mengubah sejarah. Moon Suki tidak pernah menyangka kalau dia akan merubah sebuah alur kehidupan yang telah tertancap dalam di kehidupan masyarakat hanya karena dia memecahkan sebuah sepatu kaca di dalam toko barang antik. Dia pun terlempar ke dalam dunia cinderella dan menjadi tokoh tersebut. Namun ada yang aneh dengan Cinderella dalam dunianya ini. Karena begitu dia kembali, ada yang berubah di dalam kehidupan kedua sahabatnya dan juga anak lelaki yang diam-diam disukainya. Dia telah mengubah kehidupan mereka menjadi tidak bahagia. Suki tahu kalau ini karena kesalahannya. Dia harus mengubahnya kembali, mengembalikan kebahagiaan orang-oran

781 Ketika Kecil, aku selalu menatap langit dan bertanya dalam hatiku, "Apakah langit di negara lain sama indahnya dengan langit di tempat aku tinggal?" Ya, aku tinggal hanya dengan Nenek di Tennessee. Sebuah ladang peternakan yang sangat luas, sangat menyenangkan, subur dan sangat indah. Takdirlah yang membawaku pindah ke kota New York, dan belajar tentang kerasnya hidup dan juga perjuangan. Di bawah langit kota New York, aku mengetahui kalau aku akan kehilangan Nenek. Di bawah langit ini juga, aku pun menemui takdirku untuk kembali ke bawah langit kota Seoul, Korea Selatan. Under the Sky, di bawah langit kota Seoul, aku mengetahui tentang diriku yang sebenarnya, tentang ibu yang membuangku dan tentang saudara kembar yang sakit-sakitan, sangat manja dan egois. Namun, di sini jugalah aku bisa merasakan yang namanya dicintai dan mencintai, menemukan cinta sejati. Dan di bawah langit kota Seoul, aku sadar, kalau aku sedang berlomba dengan takdir yang sudah menunggu sejak

781 Hati manusia itu lemah, hati wanita apa lagi. Kalau tidak sering-sering dipupuk, hati itu akan perlahan luntur dan habis. Pernikahanku dan suami terhitung cepat karena kami dijodohkan. Sehingga ketika kami menikah, rasa di dalam hati kami belumlah merupakan rasa cinta ataupun sayang. Melainkan sebuah rasa penerimaan karena memang kami harus menikah untuk menggenapkan dien kami. Seperti kebanyakan pernikahan lainnya yang diselingi oleh perselisihan dan pertengkaran, kami pun mengalaminya. Bahkan ketika awal sekali kami menikah dan saya belum mengenal karakter suami dengan baik, saya pernah ngambek dan diam saja tidak menegur suami. Tentu saja hal itu membuat suami bingung dan memutuskan untuk pergi menghabiskan waktu di kantornya. Ketika sudah melewati tengah malam dan suami belum juga pulang, menjelang pagi, saya pun sudah kehilangan kesabaran dan akhirnya mengamuk dengan membanting-banting barang yang ada di dalam kamar. Membuat ayah dan ibu mertua saya terbangun. Padaha