Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

sekedar mampir

aneh deh! kalo lagi dirumah, gue pasti ada aja yang mau ditulis dan mikir, "Ah.. yang ini kayaknya bagus buat di tulis di blog nih!" Tapi entah mengapa begitu tiba di depan warnet dan sedang duduk dengan manis di depan monitor, tangan itu tidak tahu apa yang harus ditulis. jadi buntu... gue mau bahas apa ya??? Hmmm... Ah.. gue jadi inget nih! Ada majalah di depan wajah gue soalnya. Tentang Global warming itu deh! Gue mendukung banget yang namanya mengatasi Global warming dan semacamnya dengan tujuan untuk melindungi bumi tercinta ini. Tapi berhubung (sekali lagi berhubung) gue kerja di bidang perdagangan (walaupun kecil-kecilan) yang sering banget mampir ke pasar-pasar untuk belanja keperluan toko, otomatis gue mendapati banyak banget ketidak ramahan tingkah manusia terhadap bumi ini, yaitu masalah sampah, masalah polusi udara, limbah rumah tangga, dsb. Sebut saja kalau kita belanja barang yang banyak banget, otomatis barang itu harus dibungkus di plastik dong! atau kalau ema

persimpangan

testestes

XTRA LARGE

Gue lagi seneng banget ngebahas apa yang baru aja gue tonton nih! Berhubung gue jarang nonton film Indonesia , gue baru aja nonton film di tipi, XL Extra Large, yang bintang filmnya Jamie Aditya itu, loh! Lucu sih! Dan emang romantis. Si cowok yang udah kepepet harus merit tapi nggak pede sama ukuran ‘adik kecilnya’! (O iya, bagi yang dibawah umur kedewasaan, diharap jangan membaca tulisan ini! Hehehehe!) Terus dia sama dua orang temennya dateng ke dukun pijet gitu buat memperbesar ukuran/menambah nafsunya kali ye! Gue kurang nyimak gitu pas bagian itunya, soalnya gue nontonya agak telat. Hari pertama dateng, dia langsung diajak sama temennya ke tempat pecun2 getoh, terus disewa, deh, satu orang pecun selama sebulan. Nah sepanjang waktu itulah, terjadi kejadian2 yang romantis. I mean, si cowok MUNGKIN memang tidak pede dengan miliknya sendiri, tapi dia itu bener-bener SO SWEET! Dia yang rapih, pengertian, peduli sama kepuasan sang pasangan, lugu-lugu geto deh, lucu (Lucu yang nggak o

questions

Hai, sekedar untuk mengisi waktu luang, tolong dibaca dan dijawab, ya, pertanyaan-pertanyaan yang ada di bawah ini. Soalnya sampe sekarang gue sama sekali belum menemukan jawabannya. 1. Kasus pertama Kalian tentu tahu, dong, fenomena yang sedang marak terjadi beberapa tahun belakangan ini. Sebenarnya sih kalau mau buka mata, bukan sekarang-sekarang aja terjadi. Dari jaman baheula juga hal seperti ini udah ada, Cuma baru terekspose aja sekarang, yaitu Poligami. Menurut kalian, poligami itu sering terjadi disebabkan oleh apa? Apakah karena memang factor cinta yang terbagi, nafsu seksual yang tidak terpuaskan, karena tidak dilayani dengan baik, atau sampai dengan dalih ibadah? Dari poligami kita merambat ke arah perselingkuhan. Menurut kalian juga, kenapa seseorang melakukan perselingkuhan itu? Apakah karena dia tidak setia, merasa bosan, balas dendam atau karena sudah tidak mengalami kecocokan lagi? 2. Kasus kedua Gue pernah liat iklan di TV, kalau di bumi ini sudah digalakka

keponakan gue n api

Gue lagi menghela nafas dalam-dalam, nih! Pasalnya baru hari ini di rumah gue terjadi suatu peristiwa yang mengerikan! Keponakan gue yang masih berumur lima tahun maen sama temen sebayanya di balkon rumah. Kalau main mobil-mobilan atau mainan yang biasanya dilakukan oleh anak-anak seusianya sih nggak apa-apa. Ini maenin korek api!!! So… bisa ketebak kan apa yang baru aja terjadi di rumah gue? Kebakaran! Yup! Gue ulagin lagi, deh! KEBAKARAN!! Untung Alhamdulillah cepet ketahuan. Jadi masih sempet dipademin dan yang kebakar Cuma balkon rumah gue doang beserta perabotnya yang rata-rata terbuat dari kayu. Padahal gue masih capek banget, abis ngepelin kamar sama balkon kamar gue sendiri, sama nyikatin kamar mandi. Pas gue lagi mau mandi, tiba-tiba gue denger suara ribut-ribut abang gue sama kakak ipar gue. Kebayang nggak betapa paniknya keluarga gue saat itu? Untung Alhamdulillah abang-abang gue yang dua orang masih pada di rumah en belon berangkat sholat jum’at. Coba kalo cewek-cewek semua

kampung blog

Gambar

Memory waktu kecil

Kalian tahu nggak, kalau ternyata ketika kita masih kecil itu daya khayalnya jauh lebih tinggi daripada kita sekarang ini. Well, gue baru tahu hal itu sekarang manakala gue mengingat-ingat kembali masa kecil gue dulu. Dulu waktu gue kecil, gue pernah mengarang cerita yang super absurd dan sangat tidak mungkin ada, yaitu cerita tentang makhluk angkasa luar yang luas biasanya hapir seluruh penduduknya adalah wanita (Padahal saat itu gue belum tahu kalau ada suku di sekitar sungai amazon yang penduduknya juga cewek semua). Gue juga mengarang semua nama-namanya dari nama latin, alias liat di buku biologi, ada yang namanya Zea Mays, Oriza Sativa, Rosacea apalah, gue sendiri lupa karena (sayangnya) buku coretan itu udah hilang entah kemana. Dan hebatnya lagi (karena gue adalah penggemar manga yang juga gemar ngegambar) gue gambar semua tokoh-tokoh tersebut, dan seinget gue gambarnya bagus banget! (yah, agak hiperbolis dikit nggak apa-apalah!). Gue design baju-bajunya, gue bayangin kapal indu

Renungan

Dulu ketika aku masih SMU, aku tidak pernah bilang pada semua temanku dengan pasti apa pekerjaan bapak. Mereka hanya tahu kalau bapak bekerja sebagai seorang wirasawasta tanpa tahu dengan pasti sebagai apa. Aku merasa malu kalau harus bilang bapak seorang pedagang yang mempunyai sebuah toko dan kami sekeluarga tinggal diatas toko tersebut. Semacam ruko begitulah. Rumahku jelek dan malu untuk diperlihatkan ke teman-teman. Aku sama sekali nggak berpikir kalau ada temanku yang rumahnya lebih jelek dari aku. Saat itu aku berpikir, pekerjaan ayahku tidak bonafid sekali. Kenapa, sih, beliau nggak kerja kantoran aja seperti teman-temanku yang lainnya? Makanya aku tidak pernah mengajak teman-temanku main ke rumah, dan selalu aku yang mengunjungi mereka. Aku ingat sekali ketika aku masih kelas satu SMU, aku selalu membawa pulpen dengan bermacam-macam warna, tentu saja teman sebangkuku saat itu bertanya aku membelinya dimana, dan aku pun menjawabnya, di dekat rumah ada toko yang jual. Memang aku

mencari dawai 4

“Kamu sebaiknya tidak usah puasa,” ucap mama ditelephon pada hari kedua puasa ketika sedang sahur. “Kenapa, Ma? Kemaren aku kuat, kok, puasa sampai maghrib!” Mama terdiam mendengar jawaban putri semata wayangnya, tapi kemudian dia berkata, “Kalau begitu selama puasa ini kamu tinggal dirumah mama dan papa saja. Biar mama bisa ngontrol semuanya. Kalau tinggal berjauhan gini, kan, mama juga repot. Mama nggak bisa setiap saat nengok kamu. Papa juga sama aja.” “Udah…, mama nggak usah khawatir. Aku nggak tinggal sendiri ini. Lagian tinggal sama mama dan papa juga jarang ketemu. Besok aja papa sudah mau berangkat ke China, mama mau ke Kalimantan. Aku dirumah sama siapa? Mendingan disini dekat dari kampus, bisa main sama temen-temen,” “Sayang…,” ucap mama memelas, “setidaknya sebelum mama berangkat, kan, mama mau liat kamu dulu. Kalau begitu besok kamu antar mama ke airport, ya!” “Nggak bisa, dong, Ma! Kan, aku kuliah! Masa bolos! Baru juga masuk dua minggu!” Mama menghela nafasnya, “Kelihatan

INTERMEZZO 4

Dalam menulis, gue selalu menelusuri sang tokoh utama secara mendalam. dan gue yakin itu juga yang disarankan oleh banyak penulis profesional ketika kita hendak menelurkan satu karya yang bermutu. Begitu juga yang gue lakukan ketika menulis cerita mencari dawai. Awalnya ketika gue menciptakan tokoh ini, Violina Dawai Martadipura, hanya sebatas seorang anak yang superkaya yang penyakitan dan membutuhkan seorang soulmate ketika dia hendak mengakhiri hidupnya. but then gue mikir, apa itu nggak sadis banget buat sang cowok? Terus lagi gue oleh latar belakang sang tokoh utama, masa kecilnya, keluarganya, sekolahnya. sampai akhirnya muncul 100 wishes dalam daftarnya. Makanya sebenarnya pada saat prolog, kertas yang dia lihat itu bukan hasil diagnosa dokter mengenai umurnya, melainkan 100 wishesnya yang harus dia wujudkan dalam masa dua sampai tiga tahun. karena berdasarkan perhitungannya, dia hanya bisa bertahan selama tiga tahun. 80 % wishes yang dia tulis sudah terwujud semua ketika dia ma

INTERMEZZO 3

Kalau kalian sedang sendirian, pernah nggak berpikir tentang masa lalu? Dan begitu mengingat-ingat semuanya, begitu banyak hal yang sudah kalian lewatkan dan ada sesuatu yang kalian sesali sampai saat ini dan yang ingin kalian lakukan saat itu? Well… dalam hidup gue, gue sudah melewati begitu banyak hal dan ada sesuatu yang bikin gue berpikir, kenapa nggak gue lakukan dulu? Yang paling gue inget dan paling gue sesali sampai sekarang adalah gue nggak terlalu menikmati masa kuliah gue dengan baik. Well… gue termasuk mahasiswa yang baik, kok! Dengan baik selalu berusaha mendapat nilai B syukur-syukur kalau dapat A, dan dengan baik juga selalu memanfaatkan jatah absen di kampus, atau titip absen sama temen. Yah, setidaknya IPK akhir gue masih bagus lah! Masih 3 koma. Yang gue sesali itu gue nggak terlalu mengenal temen-temen gue dengan baik. Karena saat itu gue kuliah dua. Yang ada dipikiran gue bukan untuk berteman dengan sebaik-baiknya, tapi selalu mikirin… aduh, jadwal kuliah yang ini b

intermezzo2

Ada yang lagi gue pikirin saat ini. Well, setiap orang emang pasti pernah melakukan kesalahan, begitupun dengan gue. Dan gue yakin kalo kesalahan gue itu banyak banget. Dan sekarang gue mau membahas tentang cara merawat seorang anak yang baik. Ketika seorang anak itu melakukan kesalahan yang amat fatal yang dinilai akan merugikan dirinya sendiri atau karena terlalu takut kehilangan dirinya, lantas segera menarik si anak dari semua kehidupan sosialnya dengan alasan ingin mengkarantinanya dahulu, atau mungkin sampai si anak bercerita semuanya adalah sebuah alasan yang tepat? Mungkin bagi beberapa orang itu alasan yang tepat. Tapi tidak bagi yang sedang mengalaminya. Coba bayangkan, ketika si anak ditarik dari kehidupan sosialnya, hidupnya sebenarnya sedang benar-benar hancur. Kita katakan saja, karena telah menginvestasikan uangnya tanpa bisa balik modal yang menyebabkan si anak mempunyai banyak utang dan juga karena dinilai telah membahayakan dirinya sendiri lantas segera menarik si an

INTERMEZZO

Pernah merasa hidup kalian sangat nggak berarti nggak? Well... sekarang gue lagi ngerasainnya tuh! Bete, bosen, hopeless, terkurung kayak prisoner...

Mencari Dawai bag.3

Seminggu sudah berlalu sejak acara Orientasi. Vio sudah memasuki kelas dalam jurusannya, jurusan Arsitektur, sejak hari keempat masa orientasi, yaitu hari kamis, namun belum memasuki masa kuliah jadi masih pada masa perkenalan jurusan dan senior serta pameran hasil karya para alumni berupa maket dan gambar-gambar desain tugas akhir mereka. Dalam angkatannya ada tiga puluh orang anak, tujuh orang anak perempuan termasuk dirinya dan sisanya merupakan anak laki-laki. Jadi semuanya berada dalam kelas yang sama dengannya dan dalam waktu singkat pun dia sudah menghapal semua nama anak-anak dalam kelasnya. Untuk pertama kalinya hari ini akan diadakan kuliah perdana bagi mahasiswa baru. Waktu baru menunjukkan pukul delapan kurang sepuluh menit. Sejak terlambat pada masa orientasi, Vio memutuskan untuk selalu datang pagi-pagi sekali. “Vi…, Vi!” tiba-tiba Rully salah satu teman seangkatannnya yang memakai jilbab berbisik padanya sambil menyenggol-nyenggol badannya. “Apa?” jawab Vio males dengan

Mencari Dawai bag.2

Setahun Kemudian Violina atau Vio sedang berlari sekuat tenaga. Dia sudah telat tigapuluh menit untuk mengikuti acara Orientasi untuk Mahasiswa baru. “Kakak-kakak!” teriaknya memanggil seorang anak lelaki berambut gondrong sebahu berjerawat dengan balutan almamater hitam sehingga terlihat makin garang yang kebetulan dilihatnya, “Maaf, Kak,” ucapnya dengan nafas yang memburu sambil memegangi lututnya, “ruangan untuk jurusan arsitektur dimana ya?” Anak lelaki yang diduga merupakan senior tingkat dua itu memperhatikan gadis itu dengan seksama, “Anak baru, ya?” tanyanya akhirnya. “I-iya, Kak!” jawab Vio masih dengan nafas yang memburu. “Kamu tahu kamu sudah telat berapa menit?” “Ng… setengah jam bukan?” “Sudah tahu telat ngapain pake nyengir segala!” bentak senior itu, “ya sudah, ikut saya sekarang!” lanjutnya lagi. Vio mengikuti kakak senior itu. Ternyata dia malah dibawa kesebuah lapangan yang juga sudah ada sekitar lebih dari sepuluh orang anak lelaki yang juga mahasiswa baru dan sedang

Mencari Dawai bag.1

Matanya terus memandang kertas putih yang baru saja diterimanya. Tangannya bergetar membaca kata demi kata yang tertera dalam kertas tersebut. Tidak kuat lagi menahan beban berat yang dialaminya, dia pun menjatuhkan kertas itu. “Nona, anda tidak apa-apa?” Gadis manis berusia enam belas tahun yang dipanggil nona itu pun hanya menjawab dengan gelengan kepalanya. Kemudian dia menyenderkan badan di jok berbalut kulit berwarna hitam dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela mobil yang sedang ditumpanginya. Mercy bercat hitam itu terus berjalan melewati jalan-jalan kota Jakarta yang disesaki oleh beratus-ratus kendaraan bermotor dan juga rumah-rumah penduduk yang mungkin hanya berupa kontrakan satu petak. Tiba-tiba matanya menangkap sebuah spanduk yang mengumumkan sebuah acara pentas seni di depan sebuah pertigaan dekat dengan stasiun kereta Lenteng Agung. Merasa suntuk dan membutuhkan hiburan, gadis itu meminta supirnya untuk berbelok menuju tempat acara tersebut diselenggarakan. *** Sek