Mencari Dawai bag.2

Setahun Kemudian
Violina atau Vio sedang berlari sekuat tenaga. Dia sudah telat tigapuluh menit untuk mengikuti acara Orientasi untuk Mahasiswa baru.
“Kakak-kakak!” teriaknya memanggil seorang anak lelaki berambut gondrong sebahu berjerawat dengan balutan almamater hitam sehingga terlihat makin garang yang kebetulan dilihatnya, “Maaf, Kak,” ucapnya dengan nafas yang memburu sambil memegangi lututnya, “ruangan untuk jurusan arsitektur dimana ya?”
Anak lelaki yang diduga merupakan senior tingkat dua itu memperhatikan gadis itu dengan seksama, “Anak baru, ya?” tanyanya akhirnya.
“I-iya, Kak!” jawab Vio masih dengan nafas yang memburu.
“Kamu tahu kamu sudah telat berapa menit?”
“Ng… setengah jam bukan?”
“Sudah tahu telat ngapain pake nyengir segala!” bentak senior itu, “ya sudah, ikut saya sekarang!” lanjutnya lagi.
Vio mengikuti kakak senior itu. Ternyata dia malah dibawa kesebuah lapangan yang juga sudah ada sekitar lebih dari sepuluh orang anak lelaki yang juga mahasiswa baru dan sedang dibariskan.
“Coy, gue bawa satu lagi, nih, yang telat, tapi Kuncir!” ucap kakak senior itu.
Vio mengangkat satu alisnya karena dia tidak mengerti dengan istilah kuncir yang diucapkan oleh senior tersebut.
“Wah, ternyata ada kuncir yang telat juga, nih! Kalian beruntung juga kuncung-kuncung! Jadinya bisa ngejalanin hukuman dengan pemandangan yang menyegarkan! Mana sini kuncirnya?” jawab kakak senior yang satu lagi dengan badan gempalnya yang mirip celengan bagong saking gendutnya nggak kalah keliatan garang walaupun rambutnya pendek.
Akhirnya Vio memahami arti Kuncir untuk mahasiswa baru perempuan dan Kuncung untuk mahasiswa baru laki-laki.
“Coba kesini kamu, dan perkenalkan diri kamu di depan anak-anak yang lainnya dan ceritakan kenapa kamu bisa telat!” lanjut senior berbadan gempal itu.
Vio takut-takut melangkah ke depan di hadapan semua anak-anak cowok yang sudah berbaris dengan rapi. Mereka semua memakai seragam kemeja putih dengan celana hitam sama dengan dirinya, hanya saja dia memakai rok.
“Ayo, jangan senyum-senyum aja, cepat perkenalkan diri kamu! Yang lainnya sudah memperkenalkan diri mereka juga!” ucap kakak senior yang pertama dia jumpai.
“Ng…, nama saya Violina, tapi bisa dipanggil Vio, umur tujuhbelas tahun, dari SMU 21, Jakarta Timur. Alasan saya telat karena saya… bangun kesiangan, Kak!” ucap Vio nyengir.
Otomatis anak-anak cowok yang berbaris dihadapannya terkikik geli.
“JANGAN KETAWA!” bentak kakak senior berbadan gempal tersebut, “siapa yang tertawa, kalian harus push-up sepuluh kali! Sekarang!! SEMUANYA!!!” lanjutnya lagi.
Tidak berani membantah, semua anak-anak baru berseragam putih hitam itu langsung push-up sebanyak sepuluh kali.
“Dan untuk kamu, karena kamu sudah bisa santai-santai sementara yang lainnya berusaha sekuat tenaga bangun pagi-pagi karena takut telat mengikuti acara pembukaan Orientasi, kamu harus scot-jump sebanyak sepuluh kali juga! Sekarang!”
Vio ragu-ragu untuk scot-jump, tapi karena dia tahu kalau dia tidak bisa mengelak dan juga karena sudah keputusannya sendiri untuk hadir hari ini, maka dia pun menuruti perintah kakak senior tersebut.
“Dan hitung yang keras!” lanjut kakak itu.
“Satu!” teriak Vio mulai melompat.
“Dua!” lanjutnya lagi masih semangat.
“Tiga!” kali ini dia merasa kakinya sudah kesemutan.
Kakak senior berbadan gempal itu sedang mendiskusikan sesuatu dengan kakak pertama yang tadi dia temui.
“Iya, berhenti! Nggak usah diteruskan! Sekarang kalian semua ikutin Mahadewa yang itu menuju ruangan kalian!” lanjutnya setelah selesai berdiskusi.
Vio masih terjongkok mengatur nafasnya. Berlari sekuat tenaga kemudian scot-jump lumayan menguras tenaganya.
“Hei, Kuncir, kamu nggak apa-apa?” tegur kakak senior berbadan gempal itu.
“Ah iya, nggak apa-apa, kok, Kak!” jawabnya nyengir.
“Ya sudah, kamu jangan nyantai-nyantai aja! Lekas ikutin Mahadewa yang tadi saya bilang!”
Vio nyengir mendengar istilah Mahadewa bagi senior laki-laki di kampus ini tapi kemudian dia menurut dan berjalan mengikuti senior pertama yang dia jumpai tadi.
***

Komentar

Popular

Keseruan Pertama Kali Bermain Ski di South Korea

Cruise to Alaska

1st Flight Kuala Lumpur part 2