Hunting Ticket Ke Korea di Garuda Travel Fair

781

Hallo, semuanya, apa kabar? Lama tidak bertemu. Iya, nih, kemarin saya nggak bisa fokus nulis blog karena ada naskah novel yang sedang digarap, juga karena pusing beberapa hal sih. Hehehe... Oke, langsung aja yaaa...

Jadi, sekitar tahun lalu, yep tahun 2017, bertepatan di bulan Februari, aku nyusul suami ke Bandung. Suami kebetulan sedang mengurus acara Garuda Travel Fair bulan itu di Trans Studio Mall. Awalnya aku sama sekali nggak berniat ikutan hunting ticket. Nggak kepikiran sama sekali mau traveling ke mana. Sampai akhirnya suami telepon ketika waktu baru menunjukkan pukul delapan pagi (suami sudah sampai lokasi acara tentu saja).

"Chayank, kamu nggak mau ikutan hunting ticket?" tanyanya.

Aku pun menjawab, "Nggak, ah, lagian mau ke mana coba?"

"Ke Korea?"

Saat itulah aku langsung inget, oh iya Korea. Ya ampun, kenapa nggak kepikiran sama sekali? Akhirnya jadilah pagi itu aku sudah masuk ke dalam mall bahkan sebelum mall buka sekali pun. Aku ikut mengantri bersama puluhan orang lainnya. Kalau mereka kayaknya karena mau redeem cashback deh! Tapi bagi pengguna kartu kredit MEGA aja. Berhubung aku nggak punya dan belum beli juga, jadi aku nggak ikut antrian itu. Aku langsung masuk dan antri di stan Antavaya Tour. Begitu waktu sudah menunjukkan pukul sembilan, stan sudah dibuka, dan aku langsung menghampiri salah satu petugas. Mbak-mbaknya ramah deh. Dia membantu menemukan tanggal yang mendapatkan promo harga paling rendah saat itu asalkan menyebutkan mau traveling bulan apa.

Berhubung waktu aku yang paling banyak, alias bisa kapan aja traveling, aku menyesuaikan dengan waktu suami dong. Suami bilang awal tahun 2018 aja. Dan akhirnya dapatlah tanggalnya di bulan Februari, yaitu tanggal 8 Februari - 15 Februari 2018, dengan total biaya 7,8 juta PP dengan Garuda Airlines. Best Deal doooong! Masing-masing cuma kena 3,6 juta PP, ke Korea gitu loh. Tapi ketika aku cerita ke Mama kalau mau ke Korea, Mama malah bilang, "Ih, ngapain ke Korea? Kenapa nggak ke Cina? Lihat tembok besar Cina? Kenapa nggak ke Turki?" And at that point I realize that the world is so big, and my mom was so annoying. Hahahaha.

Setelah ticket kebeli, saatnya merencanakan itinerary dong. Baru kemudian aku sadar kalau ke korea seminggu aja itu nggak cukup, kecuali kalau hanya mau jalan-jalan seputar Seoul ya. Masalahnya, ternyata, nafsu untuk menjelajah terlalu besar, semuanya mau dijelajahi, tapi waktu total yang bisa dipakai jalan-jalan hanya 6 hari. Jadi, bagi yang sedang merencanakan perjalanan ke Korea, kalau hanya mau putar-putar sekitar Seoul dan Nami Island, seminggu sih cukup. Tapi kalau misalnya mau ke Jeju atau Busan juga, ambil 10 hari bersih deh. Pasti puas dan semuanya bisa dikunjungi. Kecuali kalau emang niat liburan berikutnya mau ke Korea lagi ya.

Kalau untuk penginapan, aku tadinya udah hunting di AirBnb. Cari apartment yang ada dapur jadi bisa masak. But theeen again, my husband destroyed everything. Untung aja belum dibooking. Visa juga belum diajuin sih. Asli lah masih lama banget kan jarak beli ticket sama keberangkatan, yaitu setahun kemudian. Jadi, emang aku santai banget merencanakan perjalanan ini.

Berhubung suami itu member club Accor, suami punya jatah tiga hari gratis nginep di hotel club Accor. Sebenarnya per tahun hanya ada dua, tapi tahun sebelumnya ada sehari yang tidak terpakai, jadi diakumulasi. Suami mau pakai jatah Stay Plus itu dong. Dan yang pusing mengatur dan membooking penginapan tentu aja aku. Setelah diutak-atik, jadilah begini jadwal kami menginap.

Hari pertama dan kedua : Novotel Ambassador Seoul Gangnam

Hari ketiga dan keempat : Grand Ambassador Seoul associated with Pullman

Hari kelima dan keenam : cari di AirBnB dapat apartemen dekat Soul Station

Dari tiga hari gratisan, tentu saja ada satu hotel yang harus kami bayar, yaitu hari ke empat di Pullman, sebesar 115.500 won. Kalau AirBnb kami dapat cukup murah, sekitar satu juta untuk 3D2N.

Kok, mau sih, ribet nginap pindah-pindah gitu? Well, sebenarnya pindah-pindah hotel seperti ini bukan pengalaman pertama. Sebelumnya ketika di Singapura, kami pernah melakukan hal yang sama. Hahahaha.... Di Bali juga sama aja. Jadi justru karena merasa sudah member, suami harus memanfaatkan fasilitas sebaik-baiknya. Kalau nginap di mana aja, suami pasti nyarinya hotel club accor, karena mencari point juga. Dan pointnya lumayan, kalau dapat banyak, bisa digunakan sebagai potongan harga untuk booking selanjutnya.

Dan berdasarkan pengalaman, memang lebih enak nginep di hotel sih, apalagi kalau musim dingin. Itu lho, masalah kloset duduknya. Kalau di hotel, kloset duduknya ada penghangatnya. Jadi kalau pagi-pagi ke kamar mandi, ga bakalan kaget kedinginan pas duduk di kloset. Hehehehe....

www.ninnarosmina.com
Novotel Ambassador Seoul Gangnam
www.ninnarosmina.com
Di balik tirai itu, seingat aku ada penghangatnya

www.ninnarosmina.com
Amenities di Novotel ini kurang lebih sama dengan yang ada di Novotel Jakarta

www.ninnarosmina.com
Standard fasilitas, kopi dan teh. Oh, kali ini ada teh ginseng-nya juga :D

www.ninnarosmina.com
Tentu saja kalau ini bayar

www.ninnarosmina.com
Difoto dulu sebelum habis semua. Hahahaha

www.ninnarosmina.com
Nah, sekarang penampakan Pullman. Beda ya. Menurut kalian gimana?
Lebih OK Pullman ya, lantainya parkit. Hotel bisnis juga sih ini

www.ninnarosmina.com
Amenities Pullman juga sama aja kok kayak yang di Indonesia

www.ninnarosmina.com
Nah, kalau ini sama kayak Pullman yang ada di Kuta.
Wanginya enak deh, lembut wangi lavender gitu

www.ninnarosmina.com
Semua kopi habis aku seduh dalam tiga hari!
Pengen dibawa pulang, tapi inget kalau ga punya mesinnya di rumah. Ah sedih, deh! Hahahaha

www.ninnarosmina.com
Tuh, kesannya meja kerja di kantoran banget kan?


www.ninnarosmina.com
Nah, ini penampakan dapur di apartemen yang kami sewa.
Seneng deh, berasa main rumah-rumahan, soalnya kali ini kami masak sendiri
Mumpung nemu kompor dan microwave. Hehehe Di belakang kitchen set itu kamar mandi.
Oh ya, ada lorong kecil berisi mesin cuci dan tempat sampah


www.ninnarosmina.com
Nah, ini tempat tidur dan ruang TV. Luas dan nyaman, oh ya, lantainya berpenghangat.
Jadi kayaknya sih hangatnya itu dari lantainya aja deh, karena AC di atas itu nggak kami nyalakan sama sekali.
Untuk air juga sudah pasti air hangat. Asli freezing gila airnya. Makanya kalau cuci tangan pakai sarung tangan karet.
Pernah karena malas pakai sarung tangan karena cuma bilas piring sedikit, asli tangan langsung kebas, beku!


www.ninnarosmina.com
Nah ini contoh tempat sampah di apartemen itu. Saat itu aku lupa foto. Ini ambil dari situs lain
http://waste4change.com/countries-interesting-waste-sorting-culture/2/


Nah, begitulah penampakan hotel-hotel selama kami traveling di Korea. Bagaimana proses pindah-pindahnya? Gampang aja sih! Makanya itinerary disesuaikan dengan jam check out juga, biar ga berasa rugi gitu, ga bisa nikmatin kamar hotel.

Kalau pindahnya sih, tinggal minta penjaga di pintu hotel untuk memesankan taksi. Walaupun pelafalan bahasa Inggris mereka kacau, tapi kalau kata taksi aja sih, mereka bisa. Hahaha... oh iya, kalau ditanya mau pesan taksi apa, jangan bilang terserah! Langsung aja langsung taksi kuning, tarif biasa. Jangan mau dipesenin yang taksi hitam. Itu tarifnya dua kali lipat lebih mahal. Ibaratnya taksi Blue bird dan Silver bird deh! Soalnya aku kejadian pas pindah dari Novotel ke Pullman. Ditanyakan mau pesan taksi apa, suami jawab apa aja (karena belum paham). Eh, dipesenin yang warna hitam. Bener aja deh tuh. Harusnya cuma cukup bayar tiga puluh ribu, ini jadi tujuh puluh ribuan, padahal jarak ga terlalu jauh. Tapi gapapa deh, pengalaman. Cuma sayang aja duitnya, padahal bisa buat jajan kue ikan kan?

Dari semua ini, yang paling enak secara lokasi tetap pas nginep di hotel, karena letaknya dekat subway. Cuma nggak enaknya, di hotel nggak bisa makan nasi. Kami cuma bisa nyeduh cup mie gitu, dengan berbekal bismillah daripada kelaperan. Soalnya hari pertama, kami sama sekali nggak nemu resto makanan halal. Ada ketemu di itaewon, tapi itu saat malamnya. Dan Itaewon jauh dari hotel kami. Nasi sebenarnya bisa dibeli di GS25 atau minimarket kecil. Telor juga bisa beli di sana. Terus dari rumah juga aku udah bekal abon sapi. Tapi masalahnya di hotel nggak ada microwave dan kompor. Hanya ada teko air hangat. Sempat selama beberapa hari aku jarang makan di sana, berat badan lumayan turun. Jadi sebenarnya lumayan bisa diet sih, ya! Hahahaha....

Yang apartemen tidak terlalu dekat, tapi memang masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Hanya masalahnya, ketika jalan menuju lokasi, jalanannya nanjak-nanjak... lumayan ngos-ngosan. Mana dingin banget... aduh beneran deh! Berasa jadi commoner di Seoul setiap pulang kerja. Capek Beut! Belum lagi kamarnya ada di lantai tiga, dan NO LIFT! Kuat banget yak orang sono. Hahahaha.... Tapi justru adventurenya di sana. Iya ga, sih? Kalau disuruh ke sana lagi, mungkin aku akan milih apartemen langsung. Biar bisa masak dan makan kenyang. Tapi akan aku pastikan, kalau lokasinya nggak jauh dari pintu subway, dan letaknya juga ga nanjak-nanjak. Noted!

OK, sekian cerita dari saya. Semoga sharing ini bisa membantu kalian ya yang sedang merencanakan liburan ke Korea, atau yang pengen tahu aja tentang korea. Postingan berikutnya, saya akan cerita persiapan pergi ke sana. Mengingat seumur-umur saya hanya tahu musim kemarau dan musim hujan, jadi agak rempong persiapan baju buat musim dingin. Dan ternyata, saya nggak kuat dingin, huehuehuehuehue.... See You Next Time! ;)







Komentar

Popular

Keseruan Pertama Kali Bermain Ski di South Korea

Cruise to Alaska

1st Flight Kuala Lumpur part 2