1st Flight Kuala Lumpur Part 3

781
Oke, pertama-pertama, biar aku ceritakan dulu waktu perbedaan waktu antara jakarta dan Kuala Lumpur. Misal di jakarta pukul sepuluh, maka di Kuala lumpur pukul sebelas. So, beda berapa jam kah? benar sekali! Hanya beda satu jam. Dan mungkin, karena perbedaan itu pula yang menyebabkan waktu sholat di Kuala Lumpur ini molor.
Sebagai contoh, pada saat aku sampai di Hotel sekitar pukul satu, aku pikir sudah lohor, so tanpa menunda-nunda, aku pun langsung ambil air wudhu dan sholat Lohor plus ashar di jamak. Setelah itu merasa tenang dong!? Tapi kenyataannya, pada saat aku sedang asyik-asyiknya nonton TV melepas lelah sambil tidur-tiduran di kasur, azan itu pun berkumandang........
Hening.....
Kejadian serupa adalah pada saat Shubuh hari pertama. Berhubung malamnya aku tidak keluar lagi dan hanya tinggal di kamar hotel, jadi pukul sembilan malam, aku sudah berangkat ke pulau kapuk tanpa mimpi. Dan terbangun pada pukul setengah lima. Biar segar, aku pun langsung mandi, dan pukul lima aku sudah sholat shubuh.
Dan pada kenyataannya, setengah jam kemudian, aku baru mendengar kumandang azan shubuh.....
Hening lagi....
Ya begitulah... jadi kalau ke Kuala Lumpur, harap tidak perlu terburu-buru untuk mengambil air wudhu, hendaknya tanyakan terlebih dahulu kepada warga sekitar.
Oke.
Berhubung aku ada janji tur pukul sembilan, maka pukul setengah delapan, aku pun turun untuk keluar melihat-lihat keadaan sekitar. Ingin lihat bagaimana situasi dan kondisi malaysia di pagi hari dengan rutinitas kerja yang sibuk.
Lumayan ramai, tapi kalau dipikir-pikir.... tidak ada yang seramai Jakarta. Berhubung aku sudah makan roti di dalam hotel, aku nggak nyari sarapan lagi. Setelah puas lihat-lihat dan takut jemputan tur lewat, maka aku pun menunggu di lobby hotel.
Oiya, satu lagi yang harus diceritakan, walaupun judulnya hotel bintang tiga dengan kamar kecil dan seadanya, tapi fasilitas internet alias wifi di hotel ini sangat cepat. Otomatis, BB yang aku bawa pun masih bisa berfungsi. Jadi selama di lobby, aku nyeting wifi dan bisa BBMan dengan kakak-kakak ipar di Jakarta. Sooo.... berasa tenang lagi deh. Setidaknya kalau aku ketinggalan sesuatu bisa nitip-nitip orang Jakarta. (kesannya mau dikirimin aja).
Jemputan pun datang tepat waktu. Tepat pukul setengah sembilan, aku dijemput oleh seorang pria india, sudah tua, bernama.... Mr. Sings... Mr. Sing.... Mr. Shink... Yah terserah deh tulisannya bagaimana. Maka aku pun naik sebuah mobil macam... travelo atau mobil-mobil yang suka dipakai oleh travel Cipaganti. Ternyata aku tidak sendirian. Teman tur kali ini adalah sepasang suami istri yang sangat humble berasal dri Scotlandia, Ivan dan Betty. Mereka merupakan pensiunan dan sedang menikmati masa liburan mereka yang panjang. Mereka bilang setelah dari malaysia mereka akan ke New Zealand ke rumah anak mereka dan akan tinggal di sana selama dua atau tiga bulan. (Enaknyaaaa....)
Awal tur, kami di ajak melihat lapangan merdeka. Dan aku lupa ceritanya.
Bisa dilihat di foto kok




Kami berada di lapangan ini paling hanya sepuluh menit, setelah itu kami berangkat lagi menuju Istana Negara. Tapi sayangnya berhubung istananya sedang direnov dan juga katanya dipindah ke tempat yang lain menjadi lebih bagus dan mewah, kami tidak bisa masuk untuk lihat-lihat ke dalam, cukup sampai di pintu gerbangnya saja. *sigh... menyedihkan.

Setelah itu, kami diajak berkeliling menyusuri Lake Garden. Dimana di Lake Garden ini terdapat Butterfly Park, Bird Park, Orchid Garden, Deer Park, Islamic Arts Museum, National Planetarium, Islamic Centre, Dan National Mosque. Sayangnya kami hanya numpang lewat dan tidak turun dari mobil. T_T Memang bukan paketnya.
Setelah berkeliling, kami diturunkan di depan National Museum.
Mengenai Nasional Museum, bangunannya didesain dengan memakai arsitektur Thailand. Tapi ternyata untuk gaya atapnya memakai gaya Minagkabau. Karena ternyata, Raja Selangor memiliki ibu/bapak (lupa), berasal dari MInangkabau. Bweeh... emang bener serumpun...


Untuk Museum, salut buat mereka. Museumnya bagus sekali, bersih dan semuanya masih berfungsi dengan baik :p
Setelah dari Museum, kami pun dibawa ke memorial Tun Razak. Disana berdiri Tugu Pahlawan, dan tertulis nama-nama Pahlawan yang ikut berperang membela kemerdekaan. Ada orang India, China dan Melayu. Di sana juga terpampang lambang-lambang dari keseluruhan kesultanan yang ada di Malaysia.

Keluar dari sana kami berjalan menyusuri lereng yang disusun dengan sangat apik dan tentu saja bersih. Melewati taman dimana terletak lambang-lambang negar Asean. Indonesia pun ada lambangnya. Tapi yang buat aku trenyuh..., Mr. Sink bilang kalau petugas kebersihan disana, tidak ada yang warga Malaysia asli, semuanya pendatang dari negara ketiga. Bisa ditebak dong... kalau salah satunya adalah Indonesia. Jadi agak sedih. Tapi mau bagaimana lagi?
Selesai dari sana, kami dibawa ke Royal Selangor, pabrik kerajinan Timah yang luar biasanya.... cantik-cantik sekali hasilnya. sayangnya foto disini tidak ada yang bagus.
Setelah dari Royal Selangor, kami dibawa ke Petronas, menara kembar yang terkenal seantero dunia. Ternyata tower ini dibangun oleh kontraktor yang berbeda, satu oleg Jepang dan satu lagi oleh.... Korea? (Lupa! Yah, maklumlah bukan orang Malaysia juga kan? Lagian ngapain diapalin? kan ga bakalan ditanyain inih).

Ngomong-ngomong padat juga ya tur pagi ini. Dan semuanya ini sudah selesai hanya dalam waktu tiga jam. Gada yang namanya macet.
Mr. Shink pun nawarin ke aku, mau di drop aja ke hotel, apa stay di KLCC (Mall di Petronas) dan window shopping? Tentu saja aku jawab, window Shopping. Maka dengan berbaik hati. Mr, Sing pun menjelaskan Kereta atau tren yang harus aku naiki dan turun di stesyen mana. Aku pun berpisah dengan pasangan suami istri yang sangat ramah tersebut. Tapi sebelum keliling-keliling, tidak ada salahnya aku makan dulu. Atas dasar rekomendasi Mr. Sink, aku makan di Nasi Kandar Pelita yang terletak tak jauh dari KLCC. Jadi... Nasi Kandar ini semacam nasi padang, dengan bumbu kari yang kental. Enaaaakkkk... tapi agak pedas. Dan juga murah. Makan dengan sayur dan ayam goreng juga minum, aku hanya habis RM 7,2. Kenyang pula. Alhamdulillah. jadi ngiler deh kalo inget.
Setelah kenyang, aku pun masuk dan ngider-ngider di KLCC. Awalnya aku pikir aku bisa menikmati, tapi pada kenyataannya, sama sekali tidak. Setelah beberapa saat ngider... BOSEEEENNNN... mana harganya kalo dirupiahin sama aja mahal-mahal. Akhirnya jam tiga setelah sholat lohor, aku memutuskan untuk pulang memakai tren seperti yang dibilang oleh Mr. Shings.
Untuk masalah transportasi, terus terang aku iri sama Malaysia. Aku naik kereta bawah tanah, which is... dimana aku belum pernah naik, sehingga membuat sisi norak dan lebayku muncul... ITU KEREEN SEKALII... Huhuhuhuhu....Dan aku hanya perlu naik kereta melewati dua stesyen... deket banget doong??? Well... hari ini luar biasa dan aku senang, walaupun sepi.
Malamnya.... tidak seperti malam kemaren, aku memutuskan untuk keluar dan melihat situasi sekitar kalau malam hari. Cukup ramai, tapi teteup... tidak seramai Jakarta. Pukul sembilan, mereka sudah banyak yang tutup. dan tentu saja aku belanja lagi di Tip top, eh... Mydin. Yeah *bersorak.

Komentar

Posting Komentar

Hallooo, senang banget kalian sudah mampir dan memberikan komentar di sini ^^

Popular

Keseruan Pertama Kali Bermain Ski di South Korea

Cruise to Alaska

1st Flight Kuala Lumpur part 2