1st Flight Kuala Lumpur part I

781
Hmmm... mulai cerita dari mana ya... mungkin dari masa aku kecil kali ya. Aku berasal dari keluarga yang berkecukupan. Berkecukupan sehingga bisa membesarkan aku dengan sehat dan pintar dan menyekolahkan aku sampai dengan lulus bangku S1.
Sejak kecil, aku suka sekali jalan-jalan. Aku memang tahu kalau dalam darah keluarga aku mengalir darah perantau, dan aku menanggapinya biasa aja, sampai aku mengalaminya sendiri. Well, ini mungkin bukan merantau, tapi melancong, tapi setidaknya, karena memiliki darah inilah aku bisa menikmati jalan-jalan untuk yang pertama kalinya ke luar negeri, dan sendirian pula, tanpa tahu medan sama sekali.
Jadi ceritanya begini, aku merupakan seorang ibu rumah tangga yang tidak memiliki kesibukan lain selain mengurus rumah dan suami (anak belum punya). Kalau semuanya sudah selesai, otomatis waktu luang. Dalam waktu luang itulah aku sering browsing-browsing internet, dan iseng-iseng aku browsing AirAsiaGo. Dari hasil browsing itulah aku mendapatkan paket murah Flight + HOtel to Kuala Lumpur, Malaysia from 23 NOvember 2011 to 27 NOvember 2011 hanya dengan harga 2,8 juta rupiah. Murah banget khaaannn???
AKu pun iseng-iseng memaasukkan nomor kartu kredit. Tapi berhubung saat itu aku sedang sibuk sambil ngeprint, jadi lappi sering aku tinggal. Dan yang aku pikirkan saat itu, berhubung aku tidak mengklik tombol konfirm untuk terakhir kalinya, aku yakin aja kalo aku TIDAK JADI Booking. Begonya juga sih, aku make nama suami sebagai travel lead. sehingga email konfirmasi akan dikirim ke email suami.
Soooo.... jadilah selama sebulan lebih gue yang lupa dan anteng-anteng aja tidak merasa kalau gue telah melakukan sebuah booking perjalanan. Sampai akhirnya tagihanpun tiba, dan suami nanya ini transaksi apa, karena dia tidak merasa melakukan transaksi itu. Akhirnya setelah aku ingat-ingat, aku punya feeling ga enak. Akhirnya aku telpon ke AirAsia yang ternyata berbeda dengan AirAsiaGo. Akhirnyaaa.... aku minta suami buat buka emailnya, kalau-kalau email konfirmasi itu ada. Dan ternyataaaaa... beneran adaaaa!!
JREEENG!!
Mampus! Mana suami baru selesai event sehingga masih sibuk urus-urus laporan dan penagihan dan tidak bisa ditinggalkan. Aku nangis-nangis selama dua hari, karena tidak tahu harus bagaimana. karena setelah dicari-cari info, ternyata tidak bisa ganti nama dan diundur. HUehuehuehuehue... kenapa sih ko sedemikian repotnya? Masalahnya aku sama sekali belum pernah ke luar negeri, jadi yang ada di pikiran itu takuuuttt. Akhirnya diputuskanlah aku yang pergi sendirian ke sana.
Suami juga khawatir, dia yang nge-breef aku duluan, apa yang harus aku lakukan. nanti kalau sudah sampai harus bagaimana. langsung tukar uang. nanti di bandara bagaimana. dst dst....
Dan sebenarnya aku itu tipe yang tidak bisa dijelaskan hanya melalui kata-kata, harus praktek. Jadi beginilah yang terjadi.

Hari H, Rabu, 23 NOvember 2011
Sebelum Shubuh, aku udah bangun, udah mandi dan udah siap semua bawaan. Hanya satu tas tangan dan tas travel. Pukul lima, aku, suami dan ayah berangkat ke bandara. Pukul enam sampai dan langsung menuju terminal 3, Air Asia. Ketika mau masuk, aku dan suami pisah. Aku masuk lewat ruangan dimana orang-orang pada check ini dan drop bag. Sedangkan aku udah di Check in sama suami online, sekaligus pulangnya, jadi aku tidak perlu repot-repot lagi. Baru masuk ruangan aja, aku uda celingak-celinguk kayak anak ilang bingung mau kemana lagi. Dan akhirnya aku melihat suami melambai-lambai sambil lompat-lompat di balik kaca di ruangan sebelah. Aku pun dipanggil ke sana. Dengan lega aku langsung berlari (bener-bener mirip anak ilang yang ketemu lagi sama bapaknya deh). Suami pun nganterin aku ke atas untuk ke ruang tunggu, namun sebelumnya harus check lagi, dan bayar airport tax. Tapi sayangnya dan SEDIHnya hanya sampai disana suami nganterin. Dengan nangis-nangis dan meluk suami seolah minta dia agar ikut pergi, aku pun berjalan ke tempat pengecekan. Dan semuanya lancar. Aku harus sudah boarding, dan sampai disanalah aku melihat wajah suamiku untuk terakhir kalinya pagi itu.
Di pesawat aku tegang sekali, dan nangis....
BIasanya orang kalau mau liburan apalagi ke luar negeri kan girangnya bukan main ya... tapi aku malah sedih. Tapi dengan tekad tidak mau rugi, aku pun terus berangkat.
Dua jam kemudian, tepatnya pukul sepuluh, aku pun tiba di KLIA. Begitu turun, aku bingung harus pergi kemana, tapi beruntung banyak orang Indonesia yang juga sedang pergi berlibur ke sana. Tapi satu yang aku ingat banget, cari MOney Changer, maka aku pun langsung nukar duit pada money changer pertama yang aku liat! Tahap 1 oke, aku sudah megang duit.
Setelah itu aku ngekor aja kemana orang-orang berjalan. yaitu untuk cek melewati bagian imigrasi. Mengingat cerita suamin kalau di Malaysia sangat ketat, well... pada kenyataannya saat itu, aku hanya melewati satu pengecekan, dan cepat sekali, setelah itu langsung keluar. tahap 2 oke.
Mengingat pesan suami, aku cari taksi untuk menuju hotel di KL. Kata suami, taksi paling hanya RM20. Maka aku pun bertanya dengan bahasa inggris (semampunya) ke loket taksi. Orang india kebanyakan yang bekerja. Dan Mba (aku ga tahu sebutannya di Malaysia apa) itu pun menjawab "seventyfour." OOo... no no no... walupun duitku masih banyak, tapi kalau ternyata dari cerita suami meleset jauh, mendingat aku cari alternatif kendaraan yang lain. dan aku pun bergeser ke loket yang lain, loket bus. dan ternyata hanya dengan sekali jalan diantar sampai depan hotel, hanya RM18. Ya mendingan naik bis laaahhh....! Tahap 3, oke.
Tapi sebelum aku menuju bis, tidak ada salahnya aku makan dulu. Lapeeerrr.... maka aku pun berjalan mengikuti kemana kaki melangkah, dan ternyata otak aku bekerja. sebelum berangkat terus terang aku browsing=browsing internet dan melihat denah KLIA. denah itu pun berputar ulang di otak. di KLIA ada MC D. Maka aku pun mencari MC.D dan dapat. MC.D di sini tidak ada ayam, hanya burger. jadilah aku makan sendirian. Ketika makan, membayangkan jalan berdua dengan suami, makan MC.D... rasanya akan lebih menyenangkan. Sedih... tapi aku tidak nangis sih. Soalnya lebih mikirin gimana caranya buat segera sampai di hotel.
Selesai makan, aku pun mencari tempat bis di parkir, tentu saja dengan nanya-nanya. Untungnya alhamdulillah, aku pergi ke malaysia, bahasa masih sama, walaupun beda, bisa pakai bahasa inggris seadanya dan mereka tetap mengerti.
Lokasi bis pun bisa ketemu, naiklah aku ke dalam bisa dan duduk dengan tenang selama satu jam ke depan. Karena ternyata jauuuuhhh juga yaaa... Tapi hebatnya, NO TRAFFIC JAM! Luar biasa.
Begitu sampai di KL, aku transit dan naik ke mobil kecil. Nah dengan mobil kecil itulah aku didrop sampai depan hotel. Sebenarnya tidak sampai depannya juga sih, karena ternyata hotelnya nyempil di belakang tenda-tenda bazar, sehingga aku harus berjalan kaki.
AKhirnya hotel pun ketemu, dan aku langsung di sambut oleeeehh... apa tuh namanya yang nunggu di depan pintu hotel? laki-laki, orang india, badannya gede, ganteng. Kalau di Indonesia pasti uda jadi model atau artis sinetron. Sayangnya tidak ada yang memberitahukan hal itu padanya. Mungkin bukan jalanmu BUng! Tinggal sajalah di KL, jakarta sudah penuh. HUsh hush!
Check in hotel pun berjalan lancar. Alhamdulillah....

Komentar

Posting Komentar

Hallooo, senang banget kalian sudah mampir dan memberikan komentar di sini ^^

Popular

Keseruan Pertama Kali Bermain Ski di South Korea

Cruise to Alaska

1st Flight Kuala Lumpur part 2