Tulisan Pemenang Giveaway Never Let Go

Setelah lama menunggu (sebenarnya akunya aja yang kelupaan melulu buka Blogger, maaf ya), inilah tulisan pemenang Giveaway tahap I, Mediaa Lestari. Kenapa aku memilihnya, tidak lain dan tidak bukan karena aku suka gaya berceritanya, pertama membaca kerasa banget rasa sedih dan pengharapan sang tokoh. Daripada penasaran, mari dibaca ^_^

RAHASIAKU oleh: Mediaa Lestari
https://www.facebook.com/mediaa.lestari



Sore ini, seperti biasa. Bersembunyi dibawah senja. Memandangmu lewat lensa kamera. Memang aku terlalu pengecut. Hanya sekedar menjadi nyata dihadapanmu saja aku tidak bisa. Dan mungkin, selamanya aku hanya akan menjadi maya. Mengagumimu tanpa banyak bicara.
              Sekali, dua kali, tiga kali. Segala aktivitasmu kujadikan objek. Tanpa sepengetahuanmu tentunya.
              Jatuh cinta pada pandangan pertama. Ya, aku merasa ada hal yang tidak biasa ketika kali pertama bola mempertemukan kita. Seketika itu pula aku jatuh cinta. Kau mungkin sudah lupa, tetapi aku selalu ingat. Bukankah setiap kejadian penting bagi seseorang akan terekam jelas di ingatan, ya?
              Waktu itu bola tendanganmu hampir membabat wajahku. Untung saja aku segera menghindar. Dan saat itulah aku jatuh cinta sekaligus menemukan objek yang nyata. Hampir seluruhnya kamera ini berisikan gambar yang sama. Dia−Arjuna Wibawa. Sosok pria dengan senyum terindahnya.
                                                                                            ***
              Ini adalah bidikkan terbaik kedua yang kupunya. Di ambil dari samping, ketika kau tertawa lepas diatas gol yang kau cetak. Nyaris kau terlihat begitu sempurna. Walau ku tahu didunia ini tidak ada yang sempurna. Kau adalah karya Tuhan yang sedang aku perjuangkan, Juna.
              Jatuh cinta pada pandangan pertama. Mungkin hanya itu yang mampu aku deskripsikan. Ralat, aku tidak hanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Ada fase dimana kadar cinta pada pandangan pertama itu berubah ketika ternyata karakter dan lain sebagainya terkadang tidak sesuai dengan kriteria. Tetapi faktanya, aku jatuh cinta lagi pada pandangan kedua dan seterusnya. Ini sudah benar adanya. Aku mencintaimu dengan segala yang ada. Titik. Tanpa koma.
              Andai saja kau tahu itu, Juna. Ah, aku terlalu naif. Aku ingin kau tahu, tetapi aku tidak pernah “menunjukan” aku dihadapan kamu.
Entah ini adalah foto yang ke berapa. Foto ini diambil ketika kau sedang menggiring bola. Keringatmu bercucuran membasahi jersey birumu. Kau tahu, Juna? Maskulinitasmu meningkat tiga ratus enam puluh derajat. Bisa kutebak, begitu membaranya semangatmu waktu itu. Bukankah begitu?
              Terkadang aku ingin sekali memberi sesuatu untukmu. Saat break time atau selepas turnamen usai. Hanya sebotol air mineral yang sudah aku siapkan. Tetapi, aku kalah cepat dengan dia. Dia itu siapa, Juna?
              Aku pergi. Berjalan setengah lari. Aku menangis sendiri dikamar mandi. Tak lama, aku segera menyeka air mata ketika dua orang siswa datang membuka pintu. Mereka berteriak. Aku terganggu, mereka semakin merusak moodbasterku.
                                                                                            ***
              Kalau yang ini diambil ketika kau marah pada wasit yang memberikan kartu kuning untukmu. Kau terus membela diri, tetapi percuma saja. Wasit terus meniup pluit dan mengangkat tangannya. Memberi kode agar kau keluar dari arena.
              Kau duduk dengan garis muka begitu kecewa. Aku bisa membaca fikiranmu saat itu. Pasti kau memikirkan bagaimana nasib team-mu tanpa adanya kamu. Ya, benar saja. Team-mu kalah dengan skor yang mengenaskan. Ini fotomu dengan ekspresi yang paling tidak aku suka. Aku kehilangan senyum termanismu, Arjuna.
                                                                                           ***
              Hari ini adalah hari penting untukmu. Semi final sekaligus hari kelahiranmu. Semuanya sekebetulan itu. Kau percaya dengan yang namanya kebetulan, Juna? Kalau aku, tidak. Mungkin aku lebih percaya kebetulan adalah sebuah konsep yang telah direncanakan oleh Tuhan.
              Pertandingan selesai. Aku tidak suka, Juna. Bukankah aku sudah pernah bilang, aku paling tidak bisa melihat kau yang seperti ini. Lagi, aku harus kehilangan senyummu. Yang perlu kau garis bawahi adalah pemenang tidak selamanya harus menjadi juara. Terpaksa kameraku harus mengambil lagi gambar yang sama: Kau dengan tertunduk lesu.
              Aku sudah mengumpulkan nyali dari jauh-jauh hari. Rencananya, aku akan memberanikan diri dihadapanmu dengan segala kemungkinan terbaik dan terburuk. Ini untukmu. Isinya foto candid yang kuambil diam-diam beberapa minggu belakangan ini. Aku akan menghiburmu saat ini juga. Aku datang, Juna...
              Tetapi, lagi dan lagi, aku kalah cepat. Ada sosok yang mampu mengembalikan senyummu lebih dulu dibandingkan aku. Rasanya aku seperti prajurit yang kalah sebelum berperang. Jadi kuputuskan, aku mundur perlahan. Mungkin memang takdirnya kusimpan cinta ini dalam diam. Cinta yang kujadikan hanya sebatas kenangan.
              Oh, ya. Ini adalah bidikan terbaik yang kupunya. Fotonya sedikit basah. Diluar batas sadarku, aku refleks. Maaf, aku jadi mengotorinya. Aku tidak bisa membendung ini lagi, Juna. Foto ini sempurna. Sesempurna kau dengan Sandra. Dan aku turut bahagia.
Juna, aku simpan kotak beserta foto-fotonya didalam lokermu. Semoga kau melihat dan membacanya. Anggap saja itu adalah kado ulang tahun dariku.
              Aku telah kehabisan cara. Aku juga kehabisan waktu. Kini aku tersadar, aku tidak akan pernah bisa menjadi nyata untukmu. Jelas saja kau tidak pernah melihat aku. Semuanya terlambat. Cinta ini terlalu absurd.
              Inilah pengakuan terakhirku. Kau adalah cinta pertamaku. Aku mencintaimu. Ini adalah rahasia aku dan hatiku. Aku juga berjanji tidak akan pernah lagi menangis dikamar mandi. Aku tidak ingin membuat teman-teman histeris dengan perlakuanku. Satu hal yang harus diingat untuk cinta pertama. Never let go. Adalah jangan biarkan ia pergi. Dan sekarang saatnya aku yang pergi. Pulang kembali menghadap-Nya.
                                                                                           ***

Hot News
Telah ditemukan sosok mayat wanita yang hilang beberapa minggu lalu. Diduga korban tabrak lari, dan pengemudi melarikan diri. Korban yang pada saat itu masih mengenakan seragam SMA, dibuang begitu saja. Ditemukan pula kamera yang menggantung dilehernya. Untuk saat ini, jenazah di evakuasi di Rumah Sakit terdekat. Dan pelaku sedang ditindaklanjuti kembali.

Komentar

Popular

Keseruan Pertama Kali Bermain Ski di South Korea

Cruise to Alaska

1st Flight Kuala Lumpur part 2