Respek Pada Pasangan Sendiri

781

Tema kali ini adalah respek. Respek bisa diartikan sebagai rasa hormat, lebih dari itu biasanya respek disertai dengan kekaguman. Respek terhadap diri sendiri adalah menghormati dan mengagumi kemampuan diri sendiri. Sedangkan respek terhadap orang lain adalah menghormati dan mengagumi kepribadian orang lain.

Sering kali kita menganggap enteng orang lain serta merasa tidak puas dan mengeluh dengan kekurangan yang ada pada mereka. Padahal pribadi masing-masing orang berbeda-beda. Kita tidak bisa menyamaratakan semua orang. Misal, tidak semua orang memiliki IQ di atas 100. Ada yang kita beritahukan sekali dia langsung paham. Tapi ada juga yang sampai harus berkali-kali, dia belum sadar juga. Bukan berarti juga harus dibiarkan dia dalam ketidak pahamannya. Hanya saja, effort yang dibutuhkan untuk membuat orang tersebut memahami menjadi tiga kali lipat lebih besar.

Bicara masalah respek, enggak usahlah kita bicara jauh-jauh tentang respek pada orang lain. Respek pada pasangan sendiri, contoh paling dekatnya. Menurutku, pernikahan merupakan salah satu keajaiban dunia yang sudah terjadi sejak jaman primitif. Apalagi kalau pernikahan itu bisa berlangsung sampai masing-masing pasangan meninggal dunia.

Kita semua pasti tahu, pernikahan selain melibatkan kedua pasangan pria dan wanita, juga melibatkan keluarga masing-masing. Padahal seperti juga kita ketahui, hal paling kompleks di dunia ini adalah manusia. Dan saya yakin, tidak ada dua keluarga yang sama persis plek di dunia ini. Mungkin memiliki persamaan, tapi perbedaannya pasti banyaaak sekali. Jadi, jangan kaget kalau suatu saat terjadi pertikaian. Pasangan suami istri dan kakak adik aja bisa berantem apalagi hanya besan, yang notabene adalah orang lain.

Kali ini, saya enggak akan ngambil contoh jauh-jauh deh. Saya dan suami misalnya. Bisa diibaratkan dua mata koin yang saling bertolak belakang. Saya tidak pernah ada masalah dengan sekolah. Suami tukang bikin masalah di sekolahnya, sampai ada kejadian DO dan harus pindah sekolah ke Tasik, walaupun hanya setahun. Di DO nya juga bukan alasan yang ringan, karena jadi provokator satu sekolah buat nyerang sekolah lain. Kalau saya? Boro-boro jadi provokator. Peace aja lah! Sekolah yang rajin, lulus dengan nilai yang bagus. Jadi anak manis deh!

Kemudian masalah hobi. Saya sukaaa sekali membaca. Suami? Mungkin seumur hidup buku yang pernah dibacanya bisa dihitung dengan kelima jari aja (di luar buku pelajaran ya). Makanya enggak heran kalau semua novel yang sudah aku tulis dia belum pernah baca satu pun. Hahahaha.... #nasib

Aku kalau marah, pasti diam dulu, enggak langsung meledak. Pokoknya sebisa mungkin menghindar dulu deh. Sebagian besar keluarga aku juga seperti itu. Tapi suami, kalau sudah marah langsung meledak. Orang bisa abis dicecar sama dia sampai langsung merasa enggak berdaya. Dan sebagian besar keluarganya seperti itu. Kayaknya aku sedikit banyak mulai ketularan sih. #sigh

Suami anak gaul abis. Sebagian besar teman-temannya adalah anak gaul dan anak orang kaya. Sedangkan aku, sebagian besar teman-temanku adalah kutu buku dan anak Rohis atau sangat religius. Makanya enggak heran, kalau tadi suami cerita tentang orang Indonesia yang banyak datang ke Bangkok untuk nonton Coldplay, aku malah enggak peduli sama konser itu. Dia bilang hampir semua postingan teman-temannya di IG sedang nonton Coldplay. Sedangkan layar IG aku sebagian besar tentang buku dan promosi online shop. Wahahahaha.... Tapi sebel juga sih, soalnya dia selalu dikelilingi sama cewek-cewek cantik bin bahenol yang hedonis. Yaaah, kalau itu sih, pasrah aja lah. Aku percaya sama suami. Buktinya, sampai kami menikah kami berdua masih sama-sama perawan. Aku sih, enggak aneh ya kalau masih perawan, kalau suami kan patut diacungin jempol mengingat pergaulannya. Makanya, kami sering berkelakar, kalau aku adalah hadiah buat dia karena tetap menjaga keperjakaan sampai nikah. Sedangkan aku hukuman buat dia karena ... yaaah... walaupun begini, karakter aku agak keras dan pernah lah ada masalah. Hehehe...

Masalah penampilan. Bisa dibilang suami itu fashion police. Sama siapa saja, termasuk sama aku. Tapi itu biasanya berlaku kalau mau pergi sama dia aja. Kalau aku pergi sendiri, bebas mau pakai baju apa aja. Makanya kalau ketemu aku di hari-hari, jangan heran kalau kadang aku pakai baju enggak nyambung. Soalnya pakai se-NYAMAN-nya. Kalau suami mah, bisa ngaca lima kali, baru OK. Kalau dandan mau kondangan, aku yang selesai duluan. Wew....

Selain masalah perbedaan itu, yang lebih nyebelinnya itu kalau dia udah ngumpul sama teman-temannya buat main PS. Ya ampuuun... bisa sampai jam 1 atau jam 2 dini hari. Benar-benar bikin spanneng deh. Kadang sih, aku cuek aja, ya sudah aku asyik sendiri aja di kamar nonton TV, baca, nulis atau main game. Iya, untungnya sih dia main PSnya di teras rumah. Seneng banget manggil teman-temannya ke rumah. Kalau aku larang, dia protes, "Aku bandelnya ngapain sih Chayank? Cuma main PS. Coba kalau cowok lainnya!" Aku timpalin aja, "Ya, jangan samain lah teman kamu sama teman aku. Teman-teman cowok aku mah enggak ada yang tukang jajan kayak gitu." Tapi ya udah, berantemnya juga ga lama, soalnya kebetulan aku yang tipenya enggak bisa berantem. Pernah sih meledak, tapi baiknya juga cepat. Untungnya juga suami kalau dia salah, ngaku salah, dan mau cepat minta maaf. Kalau habis marahin aku  juga, abis itu akunya langsung dipeluk-peluk. Sebenarnya sih kalau lagi gitu, pengen banget jitakin dia. Enak aja udah ngomel-ngomel abis itu main peluk aja. Dimaafin gitu? Belum tentu lah. Tapi itu juga enggak lama sih, abis itu akunya juga udah enggak marah lagi. Heran? Iya... ini pasti berkah ALLAH, kami berdua dikasih perasaan begini.

Nah, masalah nyetir mobil deh! Suami itu enggak bisa nyetir mobil. Yep, jadi kalau kemana-mana aku yang nyetir. Makanya suami suka bercanda, kalau dia menikah itu dapat paket plus, dapat istri, upik abu dan supir. Nyebelin yak. Ya udah biarin, aku nikah dapat ATM. Tapi lucunya juga, suami bisa nyetir motor, aku enggak bisa nyetir motor. Dari dulu aku memang dilarang sama ortu buat belajar bawa motor, tapi disuruh belajar nyetir mobil. Ya, simbiosis mutualisme lah kalau begini. Soalnya hari gini kemana-mana bawa mobil, capek gila. Akhir pekan mall-mall penuuuh. Parkiran susaaah. Makanya kami kalau jalan-jalan naik motor aja, ke mall yang dekat rumah aja.

Suami itu bisa dibilang amat sangat nyebelin. Hampir tiap shubuh aku kesel banget sama dia soalnya dibanguninnya susah banget. Setiap shubuh berharap banget suaminya bukan dia. Tapi selang satu dua jam langsung istighfar, soalnya keselnya udah hilang dan bergantikan rasa sayang. Lucu memang masalah hati itu. Hanya ALLAH yang Maha Membolak-balikan hati manusia. Melihat banyaknya kasus perceraian saat ini, di mana yang tadinya bilangnya cinta mati, abis itu langsung saling menghujat. Aku hanya bisa berdoa, agar Allah selalu menjaga hati kami berdua, tetap berada di jalanNya, berkasih sayang di bawah ridhoNya.

OK, balik ke topik awal. Respek terhadap pasangan sendiri. Jadi kesimpulannya, jangan kita mengharapkan pasangan untuk menjadi sempurna. Kenapa enggak kita aja yang berusaha untuk memahaminya dan bersama-sama menyempurnakan satu sama lain. Berubah untuk menjadi lebih baik itu memang sangat perlu. Saling nasihat menasehati dalam kebaikan, bukan berarti memojokan mereka. Karena ketika pasangan melakukan kesalahan, kita pun harus menegur, namun dengan cara yang lembut. Pertikaian pasti terjadi, karena pada dasarnya kita adalah dua pribadi yang saling berbeda. Namun, respeklah satu sama lain. Komunikasi harus berjalan dengan baik. Buatlah pasangan nyaman dengan kita. Karena kalau mereka nyaman, untuk apa mereka mencari kenyamanan di luar? Pada dasarnya, hati manusia itu pasti condong pada kebaikan kok. Ketika melakukan kesalahan atau yang melenceng, pasti hatinya tidak tenang. Jadi, kalau ada pertanyaan, bagaimana mengetahui kita melakukan kesalahan atau tidak. Berkaca pada kondisi hati.

Udah ah, kok jadi melenceng lagi sih. Ok deh! Sekian dulu ya sharing dari saya. Semoga ceritanya menghibur ^^

Always date your wife, and always flirt with your husband ;)



Komentar

  1. "pernikahan merupakan salah satu keajaiban dunia yang sudah terjadi sejak jaman primitif"

    -- Suka dan setuju bgt dgn kalimat di atas 😁

    Salam kenal,
    Tatat

    BalasHapus
  2. @JejakKatumbiri makasih, salam kenal juga ya ^^

    BalasHapus
  3. Itulah jodoh ya menyatukan 2 hal yang berbeda dan akan menjadikannya suatu keragaman yg indah. Langgeng terus ya mbak

    BalasHapus
  4. Mau perbedaan kayak apa kalau memang kehendak Allah untuk menyatukan ya, haha... Moga seiring bertambah usia pernikahan, makin dekat juga dengan Allah ya, Mba Ninna.

    BalasHapus

Posting Komentar

Hallooo, senang banget kalian sudah mampir dan memberikan komentar di sini ^^

Popular

Keseruan Pertama Kali Bermain Ski di South Korea

Cruise to Alaska

1st Flight Kuala Lumpur part 2