Keseruan Pertama Kali Bermain Ski di South Korea

781

Annyeong Haseyo, chingu-deul, naneun Ninna Rosmina imnida. Dozo yoroshiku onegaisimase! (langsung dilempar batu sama penonton). Maafkeun lagi error bahasa Korea dicampur Jepang. Hehehehe....

Hallooo... jumpa lagi dengan blog ninnarosmina.com. Blog yang super duper keren, menyenangkan dan selalu bikin kangen. Aamiin. (Horeeee). Mari kita lanjut cerita pengalaman saya ketika di Korea yaaa....

Sebelumnya, bagi kalian yang belum tahu bagaimana mengurus visa korea, bisa berkunjung ke sini.
Atau bagi kalian yang sedang menyusun itinerary yang ingin dikunjungi selama di Soul, bisa banget ke link ini dan ini.
Kalian juga bisa menambah wawasan, agar nggak bolak-balik kayak setrikaan ketika ingin menyewa egg wifi di link ini, dan berhati-hati ketika ada orang asing yang ramah nyamperin dengan klik di sini.

Nah, postingan berikutnya adalah Main Ski di pegunungan salju! HOREEEEE!

Alhamdulillah, saya berkesempatan menyicipi permainan ski di Elysian Gangchon Ski. Awalnya sih nggak niat ya buat main Ski di sana, soalnya pasti ribet, bingung bagaimana ke sananya, dan sebagainya dan sebagainya. Nah, berhubung saya rajin banget lihat postingan di grup FB Backpacker International, adalah beberapa postingan yang nyinggung soal website ini. Iseng-iseng saya cek dong. Eh, ada promo paketnya. Saya hitung-hitung sih saat itu, worth it ya dengan pengalamannya. Maka, saya booking lah untuk dua pax.


Loket masuk ke lokasi Elysian Gangchon Ski


Elysian Gangchon Ski Resort ini bisa dicapai dengan menggunakan subway atau kereta cepat. Kalau naik Subway, ambil jalur Gyeongchun Line yang warnanya hijau tosca muda. Turun di Baegyang-Ri Station. Stasiunnya berada tepat di area resort. Setelah itu, lanjut dengan memesan gojek sampai ke dalam lokasi ski, karena kalau berjalan kaki, lumayan jauh juga. Tapi kalau mau hitung-hitung olah raga sih, gapapa. Malah sepertinya itu satu-satunya cara menuju lokasi ski setelah turun dari stasiun. (Jangan bayangkan beneran ada gojek di sini :D).

Selanjutnya dengan naik kereta cepat, atau ITX Chengchun High Speed Train. Naik ITX, setahu saya masih dari Seoul Stasiun. Nah, kalau naik ITX kayaknya ongkosnya lumayan deh. Jadi mendingan sih, naik Subway aja. Perjalanan kurang lebih memakan waktu hanya satu jam bebas macet.

Yang pasti dari mana pun stasiunnya pasti bisa, yang penting lihat jalur transitnya aja. Bisa dicek di situs resmi Seoul Metro. Atau saya kasih khusus peta Gyeongchun Line, biar pas lihat peta benerannya bisa langsung ngeh. Soalnya seluruh jalur subway di petanya asli belibet banget. Kalau sudah biasa lihat kerumitan peta subway macam di Jepang sih gapapa ya, tapi kalau masih awam walau sudah pernah ke Singapura, tetap aja pusing ngelihatin petanya.


Gyeongchun Line


Namun, seperti yang sudah saya bilang sebelumnya, saya memesan dua paket ski dari Seoul Pass, jadi otomatis saya nggak perlu repot-repot naik subway, cukup dengan datang ke meeting point di waktu yang sudah ditentukan. Saya ngambil paket Elysian Ski Lesson + Shuttle Bus.

Confirmation letter dari Seoul Pass


Seperti yang terlihat di foto, meeting point adalah Myeongdong Station exit 2. Berhubung janjiannya pagi banget sekitar jam 7.30, kami jalan dari hotel sekitar pukul 6.30, di mana jam segitu di Seoul itu masih sangat gelap. Ya gimana ga gelap, subuhnya aja jam 6. Hehehehe.... Karena takut telat dan belum paham banget bagaimana situasi subway di korea, kami memutuskan naik taksi dari hotel. Alhamdulillah kami memang sangat early datangnya, karena pas sampai sana, bisnya belum ada. Sampai kami heran, apakah salah tempat atau bagaimana, sedangkan kami sama sekali tidak bisa telepon. Terlebih lagi ternyata ada bus travel lainnya di lokasi yang sama.

Perjalanan memakan waktu kurang lebih dua jam, karena memang lumayan jauh dan sebelumnya harus mampir ke toko untuk berganti pakaian. Dan berhubung kami sudah membeli paket, paketnya pun sudah termasuk jaket, helm, googles dan sarung tangan. Kalau mau sewa satu persatu juga bisa dengan harga 5000 won permasing-masing item untuk helmet, googles and gloves.

Sebelumnya kami mampir ke toko ini terlebih dahulu untuk berganti pakaian
Ada banyak sekali toko-toko yang serupa di sepanjang jalan sekitar lokasi Ski.
Di lokasi ini kita bisa membeli maupun menyewa perlengkapan ski.


Untuk lebih jelasnya, saya cantumin deh biaya sewa peralatan yang ada langsung di lokasi Ski.

Equipment Rental berarti itu seluruh peralatan ya, Plate, Boots, and Pole.
Kalau ditotal nyewa baju dan perlengkapannya itu sekitar 47000 won.
Bisa dipakai empat jam. But trust me, four hours is enough lho.
Apalagi kalau newbie kayak saya yang jatuh melulu.
Tapi kalau mau sewa satu-satu juga bisa.
(sumber : http://www.elysian.co.kr/global/eng/gangchon/ski/slope_map.asp)

Kelebihan kalau ikut tour, biasanya sudah termasuk lift pass. Lift ini biasanya kita pakai untuk naik ke puncak bukit.
Kan, nggak mungkin kita jalan kaki ke puncak, abis itu meluncur turun. Keburu capek duluan XD
Loket pengambilan perlengkapan. Saat itu yang jagainnya Oppa-oppa brondong ganteng gitu.
Kayaknya sih pekerja paruh waktu gitu, soalnya asli masih muda banget.
Mau godain minta foto bareng kan nggak mungkin ya, malu sama umur. Hehehe

Aku nggak nyewa di sini, melainkan di lokasi yang fotonya ada sebelum ini.
Tapi kurang lebih model-modelnya sama aja, kok!

Nah ini dia, perlengkapannya. Mereka rapi banget nyimpennya. Beberapa rak isinya Plaaate semua.
Kemudian beberapa rak sebelahnya Poooole semua.
Beberapa rak lagi Booottsss semua.
Jadi bener-bener nggak kecampur, nyarinya juga gampang.
Bahkan dilokasikan berdasarkan ukuran sepatu juga. Pokoknya benar-benar terorganisir dengan rapi.
Nah, ini keseluruhan penampakan sewaan semua XD
di dalam celana itu ada boots-nya. Super kaku bootsnya.

Oke, setelah semua perkenalan di atas tentang lokasi Ski, perlengkapan dan peralatan, mari kita mulai pelajaran Ski-nya.

Jadi, hari itu, kebetulan aku dan suami dikasih lesson privat berdua saja (emang udah paketnya) oleh seorang noona yang wajahnya ditutup masker sepanjang tour, jadi sampai pulang pun, saya nggak pernah tahu seperti apa wajahnya. Kayaknya sih cantik ya. Mengingat dia terlihat digoda oleh oppa-oppa ganteng penjaga loket peralatan ski. Hahahaha....

Noona misterius ini cukup memberi point-point dasar Ski saja yang perlu diketahui oleh beginner macam kami berdua.

Nah, ini peta lokasi slope-nya ya. Perhatiin aja yang ada tulisan Ski House.
Nah, kurang lebih kami berada di lokasi itu, alias deket-deket lokasi anak-anak deh!
Oh, berhubung masih newbie, kami berdua memang belajar terlebih dahulu di area luncur anak-anak ini.
Hahahaha....

Nah, ini lokasi kami belajar. Anggap kosong ya. Kelihatan landai kan?
Nah, landai begini aja aku jatuh melulu T_T


Pelajaran pertama, dia mengajarkan kami bagaimana menyambung boots dengan plate, di mana suami sekali percobaan langsung berhasil, sedangkan aku membutuhkan dua atau tiga kali mencoba baru berhasil masuk slotnya. Hahaha...

Pelajaran kedua, setelah berhasil memakai boots dan plate, dia juga mengajarkan kita bagaimana memegang pole, di mana pole lebih berfungsi sebagai pendorong kecepatan aja, karena kalau mau belok kiri-kanan atau berhenti, murni hanya menggunakan kemiringan tubuh dan kaki saja.

Pelajaran ketiga, beliau mengajarkan bagaimana cara bangun ketika terjatuh. Yang sekali lagi, suami berhasil melakukannya pada percobaan pertama. Sedangkan aku sampai ketika selesai tour masih belum berhasil bangun kalau terjatuh. Hahahahaha... kok, bisa sih? Iya, karena ketika terjatuh, itu murni banget memakai kekuatan lutut, paha dan pinggul! Tapi kalau emang susah banget, biasanya sih bisa dengan melepaskan boots dari plate. Kok gitu? Iya, kalau kita terjatuh tapi boots masih menempel di plate, itu sussaaaaah banget bangunnya. Ya seperti yang aku bilang, murni bener-bener memakai kekuatan lutut, paha dan pinggul. Di mana pinggul aku gede, paha tebel, jadi lutut udah keburu ngos-ngosan di tengah perjalanan. Oh, ditambah lagi dengan kekuatan otot perut deh! Duh, padahal asli lho, tiga bulan sebelum hari H, aku tuh rajin ikut Zumba. Badan jadi kurus sih, turun tujuh kilo, tapi ternyata belum cukup membantuku bangun saat terjatuh ketika bermain Ski. #sedih

Yang bikin sedihnya lagi, aku dapat peralatannya yang rada susah ngelepasin boots dari plate-nya. Jadi kebayang nggak sih menderitanya aku ketika harus mencoba bangun tapi nggak berhasil bangun sama sekali? Mau nangis! Seriusan nggak bercanda. Apalagi coach aku itu bilang, kalau di arena ski, kita hanya bisa mengandalkan diri kita sendiri untuk bangun. Bener banget, jadi selama aku jatuh, itu semua orang kayak jauh banget dari aku, dimintain tolong susah banget. Hiks, kalau inget lagi rasanya sedih... emang jadi kurang puas sih mainnya.

Pelajaran keempat, bagaimana mengatur arah luncuran, kecepatan dan berhenti. Nah, ini sedikit tricky. Ketika meluncur, itu akan sangat cepat, kita miring ke kanan sedikit saja, arah akan langsung berubah ke kanan, begitu pun sebaliknya. Untuk mengurangi kecepatan dan berhenti, dengan mengarahkan telapak kaki kita ke arah dalam. Ingat ya, ke arah dalam, jadi membentuk huruf A! Ingat A! Bukan V! Karena kalau V atau ujung depan plate mengarah keluar itu untuk menambah kecepatan. A = berhenti. V = jalan.

Kedengarannya mudah ya. Mau belok tinggal memiringkan tubuh. Mau mengatur kecepatan atau berhenti plate diatur membentuk huruf A. Tapi pada prakteknya, semuanya susah! Karena pada kenyataannya, aku nggak bisa melakukan semua itu. Dih, culun banget ya! Kayaknya aku rada paranoid deh. Karena pengalaman saat itu, ketika kita sudah meluncur dengan lancar, semakin bertambah cepat, tiba-tiba aku yang jadi takut banget gitu. Dan bener aja, pada saat sudah takut, aku langsung terjatuh!

Yaudah, biar enak, aku kasih video clip suami yang udah lumayan jago ya hanya dengan beberapa jam di sana. Nggak heran kalau esok harinya dia bilang mau main ski lagi, dan aku cuma yang meringis, soalnya pergelangan tangan aku dua-duanya masih sakit akibat jatuh berkali-kali dan tidak bisa bangun sehingga harus meluncur sambil kayang. Seriusan. Mungkin orang-orang di sana pada heran ngelihat cara aku meluncur ke bawah. Bodo amat deh, yang penting meluncur ke bawah.



Nah, tepat sejam sebelum waktu bubar, kami memutuskan untuk berhenti bermain. Semua peralatan pun dikembalikan lagi ke loket. Termasuk seluruh perlengkapan semacam jaket, helmet, googles dan gloves. Nanti panitia tour-nya yang akan mengembalikan, karena dalam perjalanan pulang, bus nggak akan berhenti lagi di toko itu.

Kami pun kelaparan dan mencari makanan halal. Di pamflet sih kami lihat ada makanan halal ya, tapi saat itu belum buka (Tapi mungkin sekarang sudah buka ya). Aduh, bingung kan mau makan apa. Karena rata-rata makanan mereka pasti mengandung babi semua. Akhirnya bismillah nyari yang menu seafood. Oh ya, ini lokasi kantin tempat kami cari makanan ya. Tempatnya lumayan gede dan luas.

Ini dia food court-nya. Sebenarnya di dekat gedung penyewaan perlengkapan, ada kantinnya juga.
Tapi di sana dipastikan tidak ada makanan halal, karena tepat makan siang kami ke kantin itu. Sayang lupa difoto.

Nah, ini slope untuk yang udah mahir. Kelihatan biasa.
Tapi itu alamakjang terjaaaal kalau dilihat dari atas mah.

Sekian sharing pengalaman Bermain Ski untuk Pertama Kali. Singkat cerita, it is so much fun, kalau kita langsung bisa mainnya. Pasti nggak bakalan mau berhenti. Kalau ditawarin mau main lagi atau nggak, kemungkinan aku masih mau, tapi sebelum itu, aku akan memastikan kalau slot boots dan plate aku nggak macet sehingga gampang bukanya kalau aku terjatuh. Yang pasti sih, fisik harus dalam kondisi benar-benar fit ya! Soalnya, selain cuaca yang super dingin, emang memacu adrenalin banget.

Oh, tambahan lagi tips dari coach-nya. Ketika sedang meluncur, apabila melihat ada orang lain di depan kita, kalau kita tidak bisa berbelok atau tidak sempat berbelok, lebih baik kalau kita menjatuhkan diri aja. Hikmahnya, kalau yang luka kita doang kan kita cukup mempertanggung-jawabkan badan sendiri ya. Lagi pula, jatuh di salju itu empuk kok! Tapi kalau kita menabrak orang lain dan orang lain terluka cukup parah, kita harus mempertanggung-jawabkan orang lain itu juga. Jadi, dari kedua tips ski, yaitu kalau terjatuh kita harus bisa bangun sendiri; dan kalau sedang meluncur kita melihat di depan ada kemungkinan kita mencelakakan orang lain, kita sebaiknya langsung menjatuhkan diri saja; itu kalau dipikirkan lagi maknanya dalam banget kalau diimplemantasikan dalam kehidupan. Di mana di tengah persaingan global yang semakin sengit, kita hanya bisa mengandalkan diri sendiri untuk bangkit dari keterpurukan. Kemudian, ketika kita dihadapkan oleh sebuah masalah, pilihlah jalan keluar yang tidak merugikan orang lain. Atau ketika kita menyakiti orang lain, sebenarnya yang terluka itu bukan orang itu saja, ada kemungkinan kita lah yang terluka lebih parah.


Oke, sekian sharing kali ini. Kalian harus nyobain bermain Ski juga ya! Saya doakan akan ada rejekinya. Aamiinn...

See you again dalam postingan blog berikutnya.

Annyeong ^^








Komentar

Popular

Cruise to Alaska

1st Flight Kuala Lumpur part 2